Sabtu, 15 November 2014

HORMON LETAK DAN FUNGSINYA

SITEM ENDOKRIN
Sistem endokrin menghasilkan Hormon. Hormon merupakan senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin ( Kelenjar buntu). Kenapa kelenjar endokrin disebut kelenjar buntu ? hal ini karena kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran tersendiri. Sekresinya disebut sekresi internal. Hormon yang dihasilkancdikembalikan kedarah dan beredar mengikuti aliran darah. Hormon diproduksi berdasarkan mekanisme kerja umpan balik. Artinya kekurangan atau kelebihan hormon tertentu akan dapat mempengaruhi produksi hormon yang lain. Macam – macam kelenjar endokrin, letak hormon yang dihasilkan dan fungsinya dapat dilihat pada




Tabel di bawah ini: Tabel hormon dan fungsinya :

No.   
Kelenjar
Letak
Hormon
Fungsi/Peranan
1
 Hipofisis/ Pituitari
Dasar Otak Besar
Ø  ACTH
(Adrenocorticotrophic
Hormone)
Ø  FSH (Follicle Setimulating Hormone)





Ø  LH (Luteinizing Hormone)











 Ø  ICSH


Ø  Prolaktin

Ø  STH (Somatotrophic Hormone)

Ø  MSH (Melanocyte Stimulating Hormone)

Ø  Oksitosin


Ø  ADH (Antidiuretic Hormone)
Ø  Merangsang
 produksi hormon glukokortikoid
Ø  Menstimulasi produksi estogen (pada wanita) 
dan merangsang terjadinya spermatogene
sis (pada pria)
Ø  Mempengaruhi terjadinya ovula
si dan  pembentu
kan korpus luteum (pada wanita_)
Mengatur perkembangan testis dan spermatogenesis.
(pada pria)

Ø  Menstimulasi produksi testosteron

Ø  Menstimulasi
 sekresi air susu
Ø  Menstimulasipertumbuhantulang
Ø  Mensintesis 
melanin 

Ø  Merangsang
kontraksi otot 
pada uterus

Ø  Mencegah pembentukan
 urin dalam jumlah banyak
2
Tiroid/Gondok
Daerah leher dekat jakun
Ø  Tiroksin








Ø  Triodotironin


Ø  Kalsitonin
Ø  Proses 
 metabolisme, pertumbuhan 
fisik, perkembangan mental,
kematangan seks, 
dan mengubah 
giklogen menjadi
 gula dalam hati

Ø  Distribusi air dan garam dalam 
tubuh
 Ø  Menjaga keseimbangan kalsium dalam darah
3
Paratroid / Anak Gondok
Daerah {Dorsal}
Kelenjar Gondok
Ø  Parathormon
Mengaendalikan kadar kalsium dalam darah
4
Adrenal / Anak Ginjal
Suprarenalis
Ø  Glukokortikoid


Ø  Androgen



Ø  Anrenalin
Ø  Menaikan kadar glukosa darah, mengibah 
glikogen menjadi glukosa
Ø  Membentuk sifat kelamin 
sekunder pria
Ø  Mengubah
 glikogen dalam 
otot menjadi
 glukosa dalam
 darah
5
Pangkreas/ Langerhans
Pulau-pulau langerhans
Ø  Insulin



Ø  Glukogen
Ø  Mengubah 
glukosa menjadi glikogen dalam
hati
Ø  Mengubah
 glikogen menjadi glukosa

6.
Gonad/ Kelamin
Wanta: Daerah perut




Pria : Buah Zakar
Ø  Estrogen






Ø  Progesteron
Ø  Testosteron
Ø  Membentuk sifat kelamin sekunder pada wanita
Penebalan dan perbaikan 
dinding uterus

Menentukan ciri pertumbuhan sekunder pada 
pria
7
Timus/ Kacangan
Daerah dada
Thymosin
Sistem Imun
 (kekebalan)


Sabtu, 10 November 2012

SEKSIO CAESAREA


I. Defenisi
Adalah suatu tindakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut (laparatomi) dan dinding uterus (histerektomi)..(dunn j. Leen obstetrics and gynekology)
II. Etiologi
Ini biasanya dilakukan jika ada gangguan pada salah satu dari tiga faktor yang terlibat dalam proses persalinan yang menyebabkan persalinan tidak dapat berjalan lancar dan bila dibiarkan maka dapat terjadi komplikasi yang dapat membahayakan ibu dan janin. 3 faktor tersebut adalah :
o Jalan lahir (passage)
o Janin (passanger)
o Kekuatan yang ada pada ibu (power)
III. Indikasi
Didasarkan atas 3 faktor :
Faktor janin.
Bayi terlalu besar
Berat bayi 4000 gram atau lebih (giant baby), menyebabkan bayi sulit keluar dari jalan lahir. Dengan perkiraan berat yang sama tetapi pada ibu yang berbeda maka tindakan persalinan yang dilakukan juga berbeda. Misalnya untuk ibu yang mempunyai panggul terlalu sempit, berat janin 3000 gram sudah dianggap besar karena bayi tidak dapat melewati jalan lahir. Selain janin yang besar, berat janin kurang dari 2,5 kg, lahir prematur, dan dismatur, atau pertumbuhan janin terlambat , juga menjadi pertimbangan dilakukan seksiocaesarea.
Kelainan letak
- Letak sungsang.
Resiko bayi lahir sungsang dengan presentasi bokong pada persalinan alami diperkirakan 4x lebih besar dibandingkan keadaan normal. Pada bayi aterm, tahapan moulage kepala sangat penting agar kepala berhasil lewat jalan lahir. Pada keadaan ini persalinan pervaginam kurang menguntungkan. Karena ; pertama, persalinan terlambat beberapa menit, akibat penurunan kepala menyesuaikan dengan panggul ibu, padahal hipoksia dan asidosis bertambah berat. Kedua, persalinan yang dipacu dapat menyebabkan trauma karena penekanan, traksi ataupun kedua-duanya. Misalnya trauma otak, syaraf, tulang belakang, tulang rangka dan viseral abdomen.

- Letak lintang.
Kelainan letak ini dapat disebabkan karena adanya tumor dijalan lahir, panggul sempit, kelainan dinding rahim, kelainan bentuk rahim, plesenta previa, cairan ketuban pecah banyak, kehamilan kembar dan ukuran janin. Keadaan tersebut menyebabkan keluarnya bayi terhenti dan macet dengan presentasi tubuh janin di dalam rahim. Bila dibiarkan terlalu lama, mengakibatkan janin kekurangan oksigen dan meyebabkan kerusakan otak janin.

Gawat janin
Diagnosa gawat janin berdasarkan pada keadaan kekurangan oksigen (hipoksia) yang diketahui dari DJJ yang abnormal, dan adanya mekonium dalam air ketuban. Normalnya, air ketuban pada bayi cukup bulan berwarna putih agak keruh, seperti air cucian beras. Jika tindakan seksio caesarea tidak dilakukan, dikhawatirkan akan terjadi kerusakan neurologis akibat keadaan asidosis yang progresif.

Janin abnormal
Misalnya pada keadaan hidrosefalus, kerusakan Rh dan kerusakan genetik.
Plasenta
- Plasenta previa.
Posisi plasenta terletak di bawah rahim dan menutupi sebahgian dan atau seluruh jalan lahir. Dalam keadaan ini, plasenta mungkin lahit lebih dahulu dari janin. Hal ni menyebabkan janin kekurangan O2 dan nutrisi yang biasanya diperoleh lewat plasenta. Bila tidak dilakukan SC, dikhawatirkan terjadi perdarahan pada tempat implantasi plasenta sehingga serviks dan SBR menjadi tipis dan mudah robek.
- Solusio plasenta
Keadaan dimana plasenta lepas lebih cepat dari korpus uteri sebelum janin lahir. SC dilakukan untuk mencegah kekurangan oksigen atau keracunan air ketuban pada janin. Terlepasnya plasenta ditandai dengan perdarahan yang banyak, baik pervaginam maupun yang menumpuk di dalam rahim.
- Plasenta accreta
Merupakan keadaan menempelnya sisa plasenta di otot rahim. Jika sisa plasenta yang menempel sedikit, maka rahim tidak perlu diangkat, jika banyak perlu dilakukan pengangkatan rahim.
- Yasa previa
Keadaan dimana adanya pembuluh darah dibawah rahim yang bila dilewati janin dapat menimbulkan perdarahan yang banyak.

Kelainan tali pusat.
- Pelepasan tali pusat (tali pusat menumbung)
Keadaan dimana tali pusat berada di depan atau di samping bagian terbawah janin, atau tali pusat telah berada dijalan lahir sebelum bayi, dan keadaan bertambah buruk bila tali pusat tertekan.
- Terlilit tali pusat
Lilitan tali pusat ke tubuh janin akan berbahaya jika kondisi tali pusat terjepit atau terpelintir sehinggga aliran oksigen dan nutrisi ketubuh janin tidak lancar. Lilitan tali pusat mengganggu turunnya kepala janin yang sudah waktunya dilahirkan.

Bayi kembar
Kelahiran kembar mempunyai resiko terjadinya komplikasi yang lebih tinggi misalnya terjadi preeklamsia pada ibu hamil yang stress, cairan ketuban yang berlebihan.

Faktor ibu
Usia
Ibu ynag melahirkan untuk pertama kalinya diatas 35th, memiliki resiko melahirkan dengan seksiocaesarea karena pada usia tersebut ibu memiliki penyakit beresiko seperti hipertensi, jantung, DM, dan preeklamsia.

Cephalopevic disspiroprion.
Ukuran panggul yang sempit dan tidak proporsional dengan ukuran janin menimbulkan kesulitan dalam persalinan pervaginam. Panggul sempit lebih sering pada wanita dengan tinggi badan kurang dari 145 cm. Kesempitan panggul dapat ditemukan pada satu bidang atau lebih, PAP dianggap sempit bila konjunctiva vera kurang dari 10 cm atau diameter transversal <12>6 minggu solusio plasenta, dan emboli air ketuban.
¨ Retensio plasenta atau plasenta rest, :gangguan pelepasan plasenta menimbulakan perdarahan dari tempat implantasi palsenta

b. Infeksi
Setiap tindakan operasi vaginal selalu diikuti oleh kontaminasi bakteri, sehingga menimbulkan infeksi. Infeksi makin meningkat apabila didahului oleh :
Keadaan umum yang kurang baik: anemia saat hamil, sudah terdapat manipulasi intra-uterin, sudah terdapat infeksi.
Perluakaan operasi yang menjadi jalan masuk bakteri.
Terdapat retensio plasenta
Pelaksanaan operasi persalinan yang kurang legeartis.

c. Trauma tindakan operasi persalinan .
Operasi merupakan tindakan paksa pertolongan persalinan sehingga menimbulkan trauma jalan lahir. Trauma operasi persalinan dijabarkan sebagai berikut :
· Perluasan luka episiotomi
· Perlukaan pada vagian
· Perlukaan pada serviks
· Perlukaan pada forniks-kolfoporeksis
· Terjadi ruptura uteri lengkap atau tidak lengkap
· Terjadi fistula dan ingkontinensia
2. Komplikasi pada janin
Terjadi ”trias komplikasi” bayi dalam bentuk : asfiksia, trauma tindakan, dan infeksi.
a. Asfiksia
¨ Tekanan langsung pada kepala yang mengakibatkan penekanan pusat-pusat vital pada medula oblongata
¨ Aspirasi oleh air ketuban, mekonium,dan cairan lambung
¨ Perdarahan atau edema jaringan saraf pusat.
b. Trauma langsung pada bayi
¨ Fraktura ekstremitas
¨ Dislokasi persendian
¨ Ruptur alat-alat vital :hati, lien dan robekan pada usus.
¨ Fraktur tulang kepala
¨ Perdarahan atau trauma jaringan otak
¨ Trauma langsung pada mata, telinga, hidung, dan lainnya.
c. Infeksi. Dapat terjadi infeksi ringan sampai sepsis yang dapat menyebabkan kematian.
Asuhan keperawatan pada klien post natal dengan SC
I. Pengkajian
1. Identitas klien : nama, umur, tempat/tangal lahir, alamat, pekerjaan.
2. Riwayat kesehatan sekarang
· Nyeri bekas insisi
· Kerusakan gerakan dan sensasi dibawah karena anestesi spinal dan epidural
· Ketidaknyamanan atau distensi abdomen dan kandung kemih
· Mulut terasa kering
· Perasaan penuh pada abdomen
· Kesulitan BAB
· Nyeri/ sakit kepala dan kelemahan
· Klien merasa cemas, gelisah, gembira atau ekspresi lainnya.
3. Riwayat kesehatan dahulu
§ Riwayat pada saluran urogenital
§ Riwayat SC klasik
§ Riwayat obstetri yang jelek
§ Riwayat pre-eklamsia dan eklamsia selama kehamilan dan kehamilan sebelumnya
§ Riwayat tumor jalan lahir
§ Riwayat stenosis serviks / vagina pada post partum terdahulu
§ Riwayat primigravida tua
4. Riwayat kesehatan keluarga
o Riwayat DM
o Riwayat penyakit menular dalam keluarga
5. Riwayat menstruasi
o Siklus menstruasi
o Lama menstruasi
o Gangguan menstruasi seperti dismenorhea, hipermenorhea dll
o Umur menarche
6. Riwayat perkawinan
o Riwayat menikah
o Riwayat waktu pertama kali mendapat keturunan
7. Riwayat keluarga berencana
o Alat kb yang digunakan
o Lama & waktu penggunaan
o Efek yang dirasakan
Pemeriksaan fisik:
Tanda-tanda vital :tekanan darah, suhu, pernafasan dan nadi.
Keadaan umum. Kesadaran : composmentis
§ Klien terlihat cemas dan gelisah dan tidak mampu mempertahankan kontak mata, Bibir/ mulut kering
Sirkulasi : Kehilangan darah selama pembedahan sekitar 600-800 ml.
Reproduksi : Fundus mengalami kontraksi yang terdapat di umbilikalis, Aliran lochea sedang, bekas bekuan belebihan/ banyak.
Pernafasan : Bunyi paru jelas dan vesikuler
Eliminasi : Terpasang kateter urinarius redweling, urin jernih.
Abdomen : Tidak terdapat distensi, ukur jumlah bising usus.
Neurosensori : Kerusakan gerakan dan sensasi dibawah pengaruh anestesi spinal dan epidural
Keamanan : Balutan abdomen bersih atau bisa tampak sedikit noda .

Pemeriksaan diagnostik: 1. Hitung darah lengkap, Hb, Ht.
2. Urinalisis :kultur urin, darah, vagina, lochea.

II. Diagnosa keperawatan
Ketidaknyamanan : nyeri b.d trauma pembedahan, afek anestasi, efek hormonal, distensi kandung kemih / abdomen.
Resiko infeksi b.d prosedur invasif, pecah ketuban, kerusakan kulit, penurunan hemoglobin, pemajanan pada patogen.
Resiko cidera b.d kehilangan darah berlebihan, trauma jaringan, perlambatan mobilisasi, gastrik, efek anastesi,.
Ansietas b.d krisis situasi, ancaman konsep diri, kbutuhan tak terpenuhi.
Perubahan eliminasi urin b.d trauma urogenotal, efek-efek hormonal, efek enestasi
Konstipasi b.d penurunan tonus otot, motilitas usus, nyeri perineal dan rektal.
Perubahan proses keluarga b.d penambahan jumlah anggota keluarga
Harga diri rendah b.d merasa gagal dalam peristiwa kehidupan.
III. Intervensi keperawtan
Dx. 1 Ketidaknyamanan: nyeri b.d trauma pembedahan, efek anestesi, efek hormonal, distensi kandung kemih/abdomen.
Tujuannya : mengurangi nyeri yang dirasakan pasien dan meningkatkan kenyamanan pasien.
Kriteria hasil :
1. Menunjukkan penurunan rentang nyeri
2. Tampak rileks, mampu tidur/ istirahat dengan baik.
3. Ttv dalam batas normal
No
Intervensi mandiri
Rasional
1
Tentukan karakteristik dan lokasi ketidaknyamanan. Perhatikan isyarat verbal&nonverbal
Membedakan karakteristik pasca operasi dan terjadinya komplikasi
2
Evaluasi tekanan darah dan nadi
Nyeri dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut nadi
3.
Perhatikan nyeri tekan uterus dan adanya nyeri penyerta
Selama 12 jam pp, kontraksi uterus kuat dan teratur dan berlanjut sampai 2-3 hari, meskipun frekuensi dan intensitasnya menurun secara bertahap. Nyeri penyerta akibat over kontraksi uterus, menyusui.
4.
Ubah posisi klien, kurangi rangsangan yang berbahaya dan berikan masase pungung
Merilekskan dan mengalihkan perhatian ari sensasi nyeri
5.
Palpasi kandung kemih
Overdistensi kandung kemih dapat menimbulkan ketidaknyamanan.
6.
Anjurkan posisi berbaring datar
Merinagnkan gejala sakit kepala akibat peningkatan tekanan css

Intervensi kolaborasi

7.
Beri analgesik setiap 3-4 jam, berikan obat 48-60 menit sebelum menyusui
Meningkatkan kenyamanan

8.
Tinjau ulang penggunaan analgetik terkontrol dan sesuai indikasi
Analgetik yang terkontrol dapt menghilangkan nyeri dengan cepat dan tanpa efek samping

Dx 2. Resiko infeksi b.d prosedur invasif, pecah ketuban, kerusakan kulit, penurunan hemoglobin, pemajanan pada patogen.
Tujuan :
infeksi tidak terjadi pada ibu
pencapaian tepat waktu pada pemulihan luka tanpa komplikasi
No
Intervensi mandiri
Rasional
1.
Tinjau ulang kondisi/faktor risiko yang ada sebelumnya. Catat waktu pecah ketuban.
Kondisi dasar ibu, seperti diabetes atau hemoragi, menimbulkan potensial resiko infeksi atau penyembuhan luka yang buruk. Resiko korioamnionitis meningkat dengan berjalannya waktu, sehingga meningkatkan resiko infeksi ibu dan janin.
2.
Kaji terhadap tanda dan gejala infeksi (misalnya: peningkatan suhu, nadi, jumlah sel darah putih, atau bau/warna rabas vagina).
Pecah ketuban terjadi 24jam sebelum pembedahan dapat menyebabkan amnionitis sebelum intervensi bedah dan dapat mengubah penyembuhan luka.
3.
Berikan perawatan perineal sedikitnya setiap 4 jam bila ketuban telah pecah.
Menurunkan resiko infeksi asenden.

Intervensi kolaborasi

4.
Lakukan persiapan kulit pra operatif, scrub sesuai protokol.
Menurunkan resiko kontaminan kulit memasuki insisi, menurunkan resiko infeksi pasca operrasi.
5.
Dapatka kultur darah, vagina, plasenta sesuai indikasi.
Mengidentifikasi organisme yang menginfeksi dan tingkat keterlibatan.
6.
Catat hb, dan ht, catat perkiraan kehilangan darah selama prosedur pembedahan.
Resiko infeksi pasca melahirkan dan

TAK ADA YANG ABADI

Jika dirimu merasa telah banyak berbuat baik..
Apakah kau yakin semua itu dikerjakan dengan ikhlas..?

Jika kau bangga dengan dosa-dosamu,..taubatlah sebelum ajal menjemputmu..

Jika kau berpikir bahwa deretan prestasi dan penghargaan sebagai bukti kesuksesanmu..
Apakah itu membuatmu takabur atau bersyukur..?

Andai saja kau merasa berjasa kepada banyak orang..
Apakah itu dilakukan demi meraih ridha Allah atau ridha manusia..?

Jika dalam hatimu Kau teramat bangga dengan status sosialmu.. Tapi kenapa malu mengakui diri muslim sejati..?

Kau teramat teliti terhadap keluar-masuknya hartamu..
Tapi amat lalai atas pahala dan dosa yang kau perbuat..

Kalian yang merasa bangga dengan segala titel akademik..
Tapi mengapa malu mengakui predikat kemusliman kalian..?

Kau merasa begitu resah saat gagal dalam perniagaan..
Tapi tetap tenang ketika waktu shalat di batas akhir dan kau belum juga melaksanakan shalat...

Kau bisa lebih tegas bersikap atas harga dirimu yang diinjak orang lain..
Tapi bungkam saat kehormatan Nabimu direndahkan musuhnya..

Kau akan memilih emas murni sebagai perhiasanmu..
Tapi kenapa tak pernah berusaha memurnikan akidahmu..?

Kau amat terluka saat kekasihmu selingkuh..
Tapi tak jua sadar dan taubat saat dirimu menyekutukan Allah Ta’ala..

Kau sangat semangat berburu perhiasan duniawi..
Tapi amat sedikit usahamu untuk akhiratmu...

Begitu banyak di antara kita yang daftar doanya kepada Allah Ta’ala dipenuhi daftar keinginan duniawi..
Tapi kenapa ibadah kepada-Nya seperlunya saja..?

Kita selalu memohon yang terbaik bagi hidup kita kepada Allah Ta’ala..Tapi sering lupa mentaati perintah-Nya...

Saat gelisah dan kecewa Allah Ta’ala selalu kita sebut nama-Nya.. tapi dikala suka dan bahagia kita lupa menyembah-Nya..

Kita terlalu sering berharap kebaikan diguyurkan Allah Swt untuk kita..Tapi amat sedikit kita bersyukur kepada-Nya...

Kita senantiasa khusyuk memohon kepada Allah Ta’ala di kala Resah.. Tapi kenapa berharap seperlunya di saat bahagia..?

Jika keinginanmu dikabulkan Allah Ta’ala..kau memuji-Nya..
Tapi kenapa saat tak dikabulkan kau berburuk sangka kepada-Nya.?

Renungkan..Interospeksi diri ..
Sebab sudah terlalu banyak dosa dan salah yang kita lakukan...

apa yang harus kita sombongkan..?
Tepatnya.. pantaskah kita sombong..?

Kita hanya manusia.. seorang hamba yang diciptakan oleh Sang pencipta...
''KITA DICIPTAKAN..''bukan ada begitu saja di muka bumi ini...

Sehingga kita harus patuh dengan aturan yang dibuat oleh Sang pencipta kita...

Coba sebutkan apa kepunyaan Kita yang bisa dibanggakan..?
Apakah ada sesuatu di dunia ini yang Kita miliki atau barang kepunyaan kita..?

ITU HANYA TITIPAN..
Pikirkan dan Renungkanlah..pantaskah kita bangga dan sombong dengan barang yang hanya dititipkan kepada kita..??? 

sumber : Strawbery